Minggu, 14 Agustus 2011

Serba Serbi Lele Sangkuriang


Sejarah Lele Sangkuriang
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbodibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.  
Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkanlele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele “Sangkuriang”.
Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia.
Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, makalele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama “Lele Sangkuriang”. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6). 

Manfaat Ikan Lele Sangkuriang.

Description 
Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhananak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot (Wikipedia, 2008).

Lisin merupakan salah satu dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringnan. Lisin termasuk asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pasalnya, asam amino ini sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang pada anak, membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh, dan memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Lisin juga dibutuhkan untuk menghasilkan antibody, hormone, enzim, dan pembentukan kolagen, disamping perbaikan jaringan. Tak kalah pentingnya, lisin bisa melindungi anak dari cold sore dan virus herpes.

Bagi Balita dan Ibu Hamil
Description 
Kandungan Gizi Pada Ikan Lele

Mungkin nama ikan lele sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Ikan lele dengan nama latinnya Clarias batrachurs, L dan nama perdagangan catfish sangat digemari oleh semua kalangan karna dagingnya yang sangat gurih dan lezat. Tak jarang hampir semua restoran atau di warung-warung menyediakan menu pecel lelemaupun lalapan lele. Selain dagingnya gurih ikan lele mempunyai keunggulan tak bersisik dan bisa bertahan hidup lebih lama sehingga mempermudah proses pengolahan.

Selain daging yang gurih ternyata daging lele terdapat banyak kandungan gizinya.berikut nilai gizi Lele 100 gram,bagian ikan yang dapat di makan dan ikan segar (FAO,1972)

no Macam zat gizi Bag. Ikan yang dapat dimakan Ikan segar utuh
1 Kadar air (%) 78,5 47,1
2 Sumber energy (cal.) 90 54
3 Protein (gr) 18,7 11,2
4 Lemak (gr) 1,1 0,7
5 Kalsium (Ca) (mgr) 15 9
6 Phosphor (P) (mgr) 260 156
7 Zat besi (Fe) (mgr) 2 1,2
8 Natrium (mgr) 150 90
9 Thiamine (vit B1) (mgr) 0,10 0,06
10 Riboflavin (vit B2) (mgr) 0,05 0,03
11 Niacin (mgr) 2,0 1,2


Sehingga lele mengandung protein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium) yang baik untuk makanan anak balita. Selain itu lelejuga mengandung mineral lain yang penting pula untuk kesehatan tubuh.

Untuk Anak Kecil
Description 
Manfaat ikan lele di mana di kupas dari segi kesehatan khususnya kejantanan alat reproduksi organ vital pria. Maka berikut beberapa manfaat dari ikan lele yang dapat saya jelaskan.

PERTAMA. Kandungan protein ikan Lele sangat tinggi, sekitar 20 persen. Ditambah lagi kandungan minyak takjenuhnya juga tinggi. Sehingga sangat mendukung metabolisme dalam tubuh
KEDUA. Daging ikan Lele bisa merangsang perkembangan otak anak.Karena Kandungan gizi daging ikan Lele sangat tinggi serta banyak mengandung vitamin A
KETIGA. Lemak dalam daging ikan mengandung Poli asam Lemak Tidak Jenuh (PUFA) yang terdiri dari Omega-3 dan Omega-6.
KE-EMPAT. Lemak Tidak Jenuh (PUFA) tidak disintesa tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan.
KELIMA. Lemak Ikan Lele dapat menurunkan LDL (Low Density Lipid)Kolesterol dalam Plasma Darah
KE-ENAM. Selain itu, kandungan lemaknya jauh lebih rendah dibandingkan daging sapi atau daging ayam.
KETUJUHIkan Lele hanya mengandung lemak 2 gram saja.(per 100 gr) Ini jauh lebih rendah di bandingkan sapi 14 dan ayam 25.
Kelebihan : Mengandung Omega-3 dan Omega-6
Kekurangan: karena pengelolaannya yang kebanyakan masih konvensional terkadang ikan lele ini sering di istilahkan dengan ikan kelas pinggiran.

Sumber : www.bibitlele.com


Ternak Lele

Ternak Lele, rasanya bukan hal yang mustahil meraih sukses besar melalui usaha yang satu ini, banyak sudah orang-orang yang berhasil menikmati manisnya sukses dalam bisnis ternak atau budidaya lele, Sukses besar ini juga bisa jadi milik anda asal anda mau menjalaninya dengan semangat, sungguh-sungguh, sabar serta didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan,  teknologi ternak lele yang benar dan tujuan usaha yang jelas serta selalu mengiringi usaha dengan doa.

Selain perawatannya yang terbilang mudah, ikan lele juga termasuk ikan yang memiliki adaptasi dan toleransi terhadap lingkungan yang cukup baik, apalagi kalau kita menguasai ilmu ternak lele yang benar, dijamin lele-lele itu akan cepat tumbuh besar dan sehat, belum lagi skala usahanya dapat anda sesuaikan, bisa dalam skala rumah tangga ataupun skala produksi dalam jumlah besar, sehingga modal dalam usaha ini bersifat relative dan dapat disesuaikan dengan kemampuan anda. Rasa lele yang gurih juga semakin banyak diminati masyarakat luas, ini terbukti dengan menjamurnya usaha-usaha kuliner yang menawarkan kelezatan ikan lele, mulai dari kuliner kelas pejalan kaki sampai resto papan ataspun sudah mulai menyajikan menu utama lele.
Mengingat pangsa pasar lele yang terbuka lebar, baik dalam segmen pembesaran, pembenihan maupun pengadaan bibit lele, diharapkan ternak lele mampu membuka peluang usaha yang menguntungkan bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus mampu mengurangi angka pengangguran yang semakin meningkat. Kebutuhan akan lele di wilayah Jabotabek saja diperkirakan sekitar 75 ton sehari, banyak pengusaha ternak lele yang sukses mengeluhkan sulitnya memenuhi kebutuhan tersebut dikarenakan kemampuan produksi lele yang masih terbatas, sehingga untuk anda yang baru akan memulai jangan bingung memikirkan pemasaran lele, pikirkan saja bagaimana caranya ternak lele yang benar sehingga berhasil dalam produksi dan dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Untuk anda yang tertarik dan ingin segera terdaftar dalam deretan pengusaha sukses dalam bidang ternak lele, banyak langkah yang bisa ditempuh, dengan mulai mengumpulkan informasi ternak lele sebanyak-banyaknya, baik dari internet maupun langsung mendatangi orang-orang yang sudah berkecimpung, perhatikan lingkungan sekitar anda, kalau ada tetangga yang sudah menjalankan usaha ternak lele, tidak ada salahnya anda berguru dengan orang yang terdekat, sambil terus memikirkan langkah besar selanjutnya. Biasanya Informasi terntang ternak lele beragam, mulai dari persiapan awal usaha (Modal), pemilihan bibit yang baik, penentuan lokasi dan wadah yang akan digunakan (bisa kolam tanah, bak semen atau dengan kolam terpal), tip & trik perawatan lele, pemilihan pakan, cara pemberian pakan, perawatan air & kolam, penanggulangan hama dan penyakit sampai persiapan saat panen dan pasca panen.
Informasi diatas mungkin ini hanya sebagai contoh kecil, masih banyak informasi yang lebih lengkap dan jelas tentang pengembangan ternak lele yang bisa anda peroleh dari berbagai macam media, pengalaman individu atau kelompok  yang bisa anda jadikan landasan dasar dalam memulai usaha ini, namun yang pasti, ternak lele menunggu anda dengan sukses besarnya, pikirkan langkah dan segera wujudkan kesuksesan anda.

Keunggulan Lele Sangkuriang Bagi Peternak

Para pengusaha ternak lele maupun pebisnis yang bergerak dalam budidaya lele kini mulai melirik dan meyakini Keunggulan Lele Sangkuriang. Hasil modifikasi lele dumbo keluaran terbaru ini memang  pantas untuk diminati oleh berbagai kalangan karena memang telah terbukti memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan lele dumbo pendahulunya. Keunggulan lele sangkuriang yang antara lain adalah :

~ Lele sangkuriang memiliki hasil produksi yang lebih tinggi, baik pada segmen pembenihan maupun pembesaran, hal ini dapat dilihat dari hasil pemberian pakan sebanyak 1 ton untuk 10.000 ekor benih lele sangkuriang, peternak lele biasanya dapat memanen hasil 1 s/d 1,4 ton lele konsumsi. Sungguh pencapaian yang luar biasa, disamping kualitas pakan yang baik, tentunya kualitas dan keunggulan lele sangkuriang yang luar biasa juga menjadi faktor keberhasilan produksi yang lebih tinggi.
~ Masa panen lele sangkuriang lebih cepat, keunggulan lele sangkuriang dalam hal ini disebabkan pertumbuhan lele sangkurian terbilang sangat cepat, misalnya saja untuk benih lele berukuran 2/3 cm untuk tumbuh ke ukuran 5/6 cm lele sangkuriang hanya perlu waktu 20 s/d 25 hari. Demikian juga pada segmen pembesaran, para pengusaha ternak lele yang biasa menggunakan bibit 5/6 cm hanya membutuhkan waktu 50 s/d 60 hari sampai pada saat panen, ini jika ternak lele sangkuriang  berada pada lokasi  yang bersuhu dingin, jika ternak lele berlokasi pada suhu yang lebih panas, masa panen bisa lebih cepat lagi yaitu + 45 hari.
~ keunggulan lele sangkuriang juga terdapat pada telurnya, lele sangkuriang memiliki telur lebih banyak dan daya tetas yang lebih hebat, hal ini bisa dibuktikan dengan jumlah telur yang dihasilkan oleh satu ekor induk lele sangkuriang dalam setiap pemijahan berjumlah + 40.000 s/d 60.000 butir dengan kemampuan tetas telur lebih dari 90 %.
~ Lele sangkuriang memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap penyakit, hal ini bisa jadi karena lele sangkuriang telah mengalami proses perbaikan secara genetika yang dilakukan oleh para ahli perikanan, sehingga keunggulan lele sangkuriang dari sisi kekebalan/daya tahan tubuh melebihi pendahulunya, namun bukan berarti kita harus lengah dengan perawatan lele sangkuriang, kita tetap harus menjaga dan waspada kepada setiap bahaya dan penyakit yang mungkin menyerang lele sangkuriang, hanya saja daya tahan yang lebih terhadap penyakit tentunya jadi hal yang lebih menguntungkan untuk para peternak lele.
~ Keunggulan lele sangkuriang  juga dapat dirasakan melalui cita rasa dagingnya yang telah banyak dibuktikan oleh berbagai kalangan, disamping rasanya yang lebih gurih, lele sangkuriang memiliki tekstur daging yang lebih padat dan minim akan lemak.
~ Keunggulan lele sangkuriang  dalam proses pembudidayaan dan pemeliharaan yang terbilang mudah dan sederhana, baik dari segi lokasi, sarana kolam, perawatan air dan perawatan ikan jauh lebih mudah dan sederhana, karena lele sangkuriang juga bisa dibudidayakan dalam lahan yang terbilang sempit, tentunya dengan menggunakan metode dan teknologi yang benar dan memenuhi syarat.
~ Keunggulan lele sangkuriang juga bisa dilihat dalam hal pengadaan benih, kini benih lele sangkuriang sudah mulai mudah didapat, namun harus tetap selektif memilih tempat untuk membeli benih, usahakan membeli benih lele sangkuriang pada tempat-tempat yang sudah terjamin dan bisa dipercaya.
Rasanya masih banyak lagi keunggulan lele sangkuriang yang  masih bisa disebutkan. Jadi memang sudah sepantasnya jika banyak kalangan yang bergelut di dunia lele kini mulai beralih kepada lele sangkuriang karena keunggulan lele sangkuriang memang telah banyak dibuktikan belakangan ini.

Indukan Lele Sangkuriang

Didalam budidaya lele pada segmen pembenihan, proses pemilihan indukan lele adalah faktor yang wajib diperhatikan sebelum melakukan proses pemijahan, karena jika kita tidak bisa mengenali jenis atau kualitas indukan lele yang baik, rasanya akan sulit bagi kita untuk mencapai target produksi yang kita inginkan. Untuk mengetahui Indukan lele yang berkualitas bagi para pengusaha ternak lele yang masih baru tentu saja memerlukan proses, namun sebagai langkah awalnya, para pembudidaya lele harus bisa membedakan indukan lele betina atau jantan.
Untuk Indukan lele jantan biasanya memeiliki ciri-ciri kepala lebih kecil dari pada indukan lele betina, tulang kepala gepeng dan lebih pendek, gerakan lebih lincah, warna kulit bagian dada terlihat lebih tua, secara keseluruhan kulit indukan lele jantan lebih halus, kelamin agak menonjol, berwarna kemerahan dan berada di belakang lubang anus, bagian perut lebih kenyal dan langsing, jika distriping manual dari perut ke ekor akan mengeluarkan cairan berwarna putih dan kental.
Sementara indukan lele betina memiliki ciri yang berlawanan dengan indukan lele jantan, kepala lebih besar, tulang kepala cembung, gerakan lebih lambat, warna kulit bagian dada terlihat lebih terang, kulit indukan lele betina lebih kasar, kelamin berbentuk oval, lubangnya agak lebar, berwarna kemerahan dan berada di belakang lubang anus, perut lunak dan lebih gembung, jika distriping manual dari perut ke ekor akan mengeluarkan cairan berwarna kekuningan.
Indukan lele yang baik biasanya diambil dari bibit lele yang dipelihara dari kecil didalam kolam, berat antara 200-300gram, panjang 20-25cm disesuaikan dengan kesuburan badan, bentuk simetris, tidak cacat, lincah dan hindari memilih indukan lele yang terluka, sebaiknya indukan jantan berumur diatas tujuh bulan sementara indukan betina berumur satu tahun. Jika Indukan lele terlihat berpasang-pasangan dan saling mengejar antara indukan jantan dan betina, itu pertanda indukan telah siap untuk dipijahkan, segera pindahkan kedua indukan tersebut ke dalam kolam yang terpisah agar dapat melakukan proses pemijahan. Pemijahan bisa satu bulan sekali, jika indukan lele dirawat dengan baik dan dicukupi kadar protein dalam makanannya maka induk lele dapat dipijah +15 kali dalam masa hidupnya, selamat mencoba dan sukses untuk semua.

Bibit Lele Sangkuriang

Bibit lele sangkuriang adalah bibit lele unggulan, itulah predikat yang disandang oleh primadona lele pada saat ini, namun sangat disayangkan jika prestasi luar biasa hasil karya anak bangsa ini belum bisa dirasakan kesuksesannya oleh sebagian para petani ikan lele, terbukti masih banyak para pelaku ternak lele yang pada kenyataannya masih sulit mendapatkan bibit lele sangkuriang atau indukan lele sangkuriang yang terjamin dan berkualitas.
Permasalahan tersebut bukan hanya meliputi para petani pada segmen pembenihan saja yang memang sangat membutuhkan indukan untuk menghasilkan bibit lele sangkuriang unggulan, imbasnya juga dirasakan oleh para petani pembesaran lele, karena kedua sektor ini memang saling terkait erat dalam usaha ternak lele.
Jika pada segmen pembenihan para petani mengeluhkan sedikitnya produksi dan daya tetas telur, pada segmen pembesaran para petani sering dipusingkan dengan lambatnya pertumbuhan benih, sehingga membengkaknya biaya produksi, padahal mereka mengaku sudah menggunakan indukan lele sangkuriang dan bibit lele sangkuriang.
Selain dari faktor indukan atau bibit lele sangkuriang yang berkualitas, tentunya teknologi pembudidayaan lele sangkuriang juga menjadi faktor pendukung yang sangat penting guna mencapai keberhasilan produksi lele yang ditargetkan.

Jika permasalahan timbul dari segi indukan atau bibit lele sangkuriang, maka sangat disayangkan apabila ada oknum-oknum tertentu yang mengambil keuntungan dari kesuksesan dan keunggulan lele sangkuriang, dalam masalah ini, bisa saja mereka menjual lele yang tidak jelas dengan nama indukan atau bibit lele sangkuriang, hal ini bisa jadi karena faktor sosialisasi atau sistem pengadaan  lele sangkuriang masih sangat kurang dari pihak  pemerintah, khususnya  BBPBAT maupun pihak-pihak yang terkait secara resmi dalam pengadaan indukan atau bibit lele sangkuriang. Jika sudah demikian, lagi-lagi yang dirugikan adalah para petani atau para pelaku usaha ternak lele
Untuk mendapatkan bibit lele yang baik sebaiknya para pengusaha ternak lele harus memperhatikan beberapa hal :
a.Tempat Pembelian Bibit Lele
Belilah bibit lele pada tempat-tempat yang terpercaya dan sudah terjamin kredibilitasnya sebagai pembudidaya ikan lele, tempat budidaya dan ternak lele yang baik biasanya tidak hanya sekedar menjual bibit lele, selain mendapatkan garansi kepercayaan, kita juga bisa memperoleh informasi penting seputar budidaya lele khususnya tata cara perawatan bibit lele yang baik dan benar, atau dengan kata lain kita bisa berkonsultasi seputar permasalahan dan cara bagaimana menghadapi kendala-kendala yang biasa terjadi dalam proses pembesaran bibit lele.
b.Jenis dan Kualitas Indukan Bibit Lele
Bibit lele yang berkualitas biasanya hanya bisa dihasilkan dari indukan lele yang jenis dan kualitasnya terjamin, jadi jangan sungkan untuk menanyakan kepada penjual bibit lele yang akan anda beli tentang jenis dan kualitas indukan yang mereka gunakan, selain itu perhatikan juga metode pemijahan yang mereka lakukan, belilah bibit lele yang dihasilkan dari indukan yang dipijahkan dengan cara alami karena telah terbukti lebih aman dan berkualitas hasilnya. Selain pentingnya tata cara dan perawatan ikan lele, faktor genetika juga sangat berpengaruh besar dalam pertumbuhan dan daya tahan bibit lele yang akan kita budidayakan, sehingga wajib bagi kita untuk mengetahui jenis dan kualitas indukan bibit lele yang akan kita budidayakan.
c.Kesehatan Bibit Lele
Faktor kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam memilih bibit lele, meskipun bibit lele dihasilkan dari indukan lele yang berkualitas terkadang tata cara pemijahan dan perawatan benih pasca penetasan yang tidak baik mengakibatkan turunnya kualitas bibit lele, jadi untuk mudahnya, untuk langkah awal usahakan memilih bibit lele yang memiliki bentuk tubuh proporsional, tidak kurus dan hanya kepalanya saja yang besar, berdasarkan pengalaman dari beberapa pembudidaya dan ternak ikan lele, bibit lele yang kurus dan hanya besar kepalanya saja  pertumbuhannya akan lambat, penyebabnya bisa karena penyakit atau ada beberapa pendapat yang menyatakan ciri-ciri bibit leleseperti ini biasanya berjenis kelamin jantan dan pertumbuhannya lebih lama dari bibit lele betina, hal ini sudah tentu sangat merugikan bagi para pengusaha ternak lele, selain produksi yang lambat biaya pakan juga akan lebih besar. Selain itu pilihah bibit lele yang terlihat aktif dan agresif saat diberi makan.

Syarat Lokasi Ternak Lele Sangkuriang

Memahami syarat Lokasi ternak lele merupakan langkah awal yang harus diperhatikan, ikan lele memang termasuk jenis ikan yang mempunyai toleransi yang cukup tinggi terhadap lingkungan, namun demikian bukan berarti kita boleh menganggap remeh masalah persyaratan lokasi ternak lele. Dengan mengetahui lebih jelas persyaratan apa saja yang harus dipenuhi, diharapkan para peternak lele mampu mengembangkan usahanya lebih optimal sehingga berhasil memenuhi target yang diharapkan,  baik dalam segmen pembesaran maupun segmen pengadaan benih atau bibit lele, adapun beberapa syarat lokasi ternak atau budidaya lele yang harus diperhatikan adalah :
~ Memperhatikan jenis tanah, tanah yang baik untuk kolam lele adalah tanah yang berjenis lempung atau tanah liat, mengandung lumpur, tidak berporos dan memiliki kesuburan yang baik. Contoh lokasi yang cocok untuk ternak lele adalah persawahan, namun bisa juga membuat kolam lele di pekarangan rumah, di kebun atau di tempat lain yang tanahnya dapat memenuhi syarat lokasi ternak lele. Perlu diketahui, daerah yang baik untuk perkembangan dan pemeliharaan  lele adalah dataran rendah hingga daerah yang memiliki ketinggian 700 m dpl. Lokasi ternak lele yang kita buat juga sebaiknya berdekatan dengan sumber air, perhatikan juga elevasi tanah antara permukaan kolam dan sumber air adalah 5-10 %, carilah lokasi yang jauh dari jalan raya, tempat yang teduh sangat baik untuk ikan lele, namun jangan menempatkan kolam lele di bawah pepohonan yang daunnya mudah berguguran serta hindari lokasi ternak lele yang rawan banjir. Di daerah yang memiliki suhu 20C ikan lele bisa hidup, namun suhu optimal untuk lele antara 250-280C. Untuk pertumbuhan larva lele, suhu yang diperlukan adalah 260-300C dan suhu yang baik untuk proses pemijahan adalah 240-280C.
~ Lokasi yang memiliki kondisi air yang agak tenang dan memiliki kedalaman yang cukup juga merupakan salah satu syarat lokasi ternak lele yang harus diperhatikan, PH air yang baik untuk lele adalah 6,5-9, kesadahan maksimal 100 ppm dan optimal pada kisaran 50 ppm, tingkat kekeruhan (turbidity) 30-60 cm, kekeruhan yang dimaksud bukanlah kekeruhan lumpur. Kebutuhan oksigen optimal ikan lele dari 0,3 ppm untuk lele dewasa sampai jenuh untuk lele ukuran burayak, hal inilah yang membuat ikan lele dapat hidup meskipun dalam kondisi air yang keruh dan kurang baik serta kurang kadar oksigennya, selama air tersebut tidak tercemar oleh zat kimia atau zat yang mematikan lainnya. Permukaan air kolam juga harus dijaga, jangan sampai ditutupi oleh material-material yang merugikan seperti sampah atau tumbuhan eceng gondok.
Demikianlah informasi dasar mengenai Syarat lokasi ternak lele, semoga bisa dijadikan tambahan atau pelengkap sehingga dapat menunjang dan disesuaikan dalam teori dan penerapan.

Kolam Lele

Mengenai pembuatan kolam lele memang banyak sekali cara yang bisa digunakan, hal tersebut dapat disesuaikan dengan lokasi, kebutuhan atau target produksi yang ingin diperoleh, adapun informasi yang akan disampaikan adalah gambaran umum tata cara pembuatan kolam dalam budidaya lele yang telah banyak digunakan.Kolam lele untuk pemeliharaan disarankan jangan terlalu luas, gunanya agar kita lebih mudah dalam mengontrol dan mengawasi perkembangan dan keamanan kolam. Jika memiliki modal yang cukup, sebaiknya dinding dan dasar kolam dibuat permanen. Dalam pemeliharaan lele, biasanya kolam ikan lele terbagi menjadi beberapa kategori, ada kolam yang khusus indukan, kolam pemijahan dan kolam untuk pembesaran. Biasanya kolam lele khusus indukan dipakai untuk merawat indukan lele sebelum dan sesudah pemijahan. Adapun dalam teori tradisional, kolam untuk indukan sekaligus dijadikan tempat tempat untuk pemijahan.Metode pemijahan tradisional biasanya menggunakan kolam berupa tanah, namun ada juga yang menggunakan tembok pada bagian dindingnya sementara bagian dasar tetaplah tanah. Luas kolam lele untuk indukan juga bisa disesuaikan, namun agar indukan lele dapat hidup dengan baik biasanya luas kolam indukan tidak kurang dari 50m2. Kolam indukan dapat dibagi menjadi dua bagian, tujuh puluh persennya adalah bagian dangkal sementara tiga puluh persen lagi adalah bagian dalam atau sering disebut dengan kubangan, yang tempatnya ada di tengah kolam dan memiliki kedalaman sekitar 50-60cm, kubangan berguna sebagai tempat indukan bersembunyi pada saat air disurutkan.Disetiap sisi-sisi kolam dibuat sarang untuk bertelur yang terbuat dari tembok berukuran 30x30x25cm3 dengan jarak antar sarang kurang lebih 1m, setiap sarang diberikan lubang masuk untuk induk lele, lubang tersebut biasanya menggunakan pipa PVC 4”. Pada dasar sarang dibuat saluran dari pipa PVC 1” yang berfungsi untuk keluarnya benih atau bibit lele menuju kolam pendederan. Kolam lele untuk pemijahan ini biasanya dilengkapi dengan kolam rotifera (Pakan alami ikan yang berupa cacing bersel tunggal). Kolam rotifera berukuran kurang lebih 10m2, terletak dibagian atas kolam yang berguna untuk menumbuhkan rotifera, kolam ini dihubungkan dengan kolam induk melalui saluran pipa. Agar rotifera dapat tumbuh dengan baik, kolam rotifera sebaiknya diberikan pupuk organik.Pemijahan dapat juga dilakukan dengan cara berpasangan, kolam lele untuk pemijahan berpasangan biasanya menggunakan kolam semen berukuran 1x1x0,6m atau 1x2x0,6m. Di dalam kolam dilengkapi dengan sarang yang terbuat dari kayu berukuran 25x40x30cm, kotak sarang ini tidak diberi dasar, namun pada bagian atas diberikan lubang dan tutup agar kita dapat melihat jika ada telur di dalam sarang, kotak sarang diberikan ijuk dan kerikil agar ikan yang memijah dapat meletakan telur. Disarankan pada bagian depan kotak sarang diletakan tanaman eceng gondok untuk memberikan efek gelap terhadap sarang.Metode lainnya adalah pemijahan masal, untuk kolam lele pemijahan masal biasanya menggunakan kolam semen antara 20m2 (2x10m) s/d 50m2 (5x10m), pada sisi luar bagian kolam dibuat bak sarang (menempel pada kolam induk) berukuran 30x30x30cm, masing-masing sarang diberi lubang menggunakan pipa pvc 4” dan pipa PVC 1” untuk saluran benih, pada bagian dasar bak sarang diletakan ijuk dan kerikil untuk tempat telur ikan lele yang memijah.Langkah selanjutnya adalah menyiapkan kolam pendederan, kolam lele untuk pendederan pada minggu pertama dan kedua biasanya berukuran 200x50x50cm, untuk mengantisipasi agar tubuh benih lele tidak terluka pada saat bergesekan dengan dinding kolam, sebaiknya dinding kolam dihaluskan dan dibuat lurus. Dasar kolam dibuat miring, dasar kolam di daerah tempat masuk air lebih tinggi + 3cm dari daerah pembuangan air, di dasar kolam diletakan pipa PVC 3”-5” dengan panjang 10m. Pada tempat pengeluaran air dipasang saringan sejajar dengan permukaan kolam bagian dalam, saringan tersebut dijepit dengan 2 buah bingkai kayu, diantara bingkai tersebut dipasang kawat nyamuk yang terbuat dari plastik berukuran 0,5-0,7mm.Pada kolam pendederan harus dilengkapi dengan pipa untuk memasukan air dan pipa untuk mengeringkan kolam, pipa pengeringan terhubung dengan pipa plastik pengatur ketinggian air kolam. Pada saat memasuki minggu ketiga benih dapat dipindahkan ke kolam pendederan selanjutnya yang berukuran 200x100x50cm, usahakan pada prosesi pemindahan benih tidak menggunakan jaring, aturlah ketinggian pipa plastik yang sudah terpasang, adapun konstruksi lain kolam lele pada minggu ketiga sama dengan kolam pada minggu pertama dan kedua. Para pengusaha ternak lele sebaiknya melakukan penyortiran sebelum memasukan benih atau bibit lele pada kolam berikutnya, tempatkan benih lele yang berukuran sama dan sesuaikan dengan kepadatan tebar, Selamat mencoba.

Pembenihan Lele Sangkuriang

Segmen pembenihan lele sangkuriang adalah usaha ternak lele sangkuriang yang berorientasi pada pengadaan benih lele sangkuriang, dalam hal ini para peternak melakukan kegiatan perawatan induk, pemijahan, penetasan dan pemeliharaan benih lele yang baru menetas hingga benih mencapai ukuran yang biasa digunakan untuk segmen pembesaran yaitu 5/6 cm atau 7/8 cm.
Kebutuhan kolam pembenihan lele sangkuriang memerlukan lahan yang cukup luas, disarankan untuk menggunakan kolam terpal, selain lebih mudah dan hemat, penggunaan kolam terpal juga bisa meminimalisasi hama yang biasanya banyak terdapat pada kolam tanah, kolam terdiri dari :
~ Kolam perawatan induk  yang berukuran + 5 m x 3 m dengan ketinggian sekitar 1,5 meter.
~ Kolam pemijahan ukurannya  + 4 m x 2 m dengan ketinggian sekitar 1 meter.
~ Kolam penetasan dan pemeliharaan benih ukurannya  + 6 m x 3 m dengan ketinggian sekitar 50 cm sebanyak 10 kolam.
Kolam indukan untuk pembenihan lele sangkuriang dengan ukuran seperti diatas biasanya bisa menampung hingga tiga paket indukan, satu paket indukan biasanya berisi 15 atau 16 ekor, terdiri dari 5 atau 6 ekor jantan dan 10 ekor betina. indukan atau bibit lele sangkuriang sebaiknya dibeli dari tempat-tempat yang jelas dan terpercaya sebagai tempat budidaya lele sangkuriang.
Sebelum membeli indukan lele sangkuriang langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kolam perawatan induk, dengan ukuran kolam seperti diatas pengisian air kolam kurang lebih 120 cm. Lakukan pengomposan agar kualitas air kolam menjadi baik dan memenuhi standart sehingga indukan-indukan lele dapat hidup dengan sehat dan memiliki kondisi yang baik untuk melakukan proses pemijahan. Pengomposan yang baik biasanya akan menjadikan air berwarna hijau pekat karena mengandung mikroorganisme dan zat-zat yang baik untuk ikan, lama proses pengomposan kurang lebih 10 hari, setelah itu baru indukan lele sangkuriang bisa dimasukan ke dalam kolam. Dalam metode pembenihan lele sangkuriang, indukan lele jantan dan betina tidak dipisahkan, semua indukan lele dimasukan dalam satu kolam, berdasarkan pengalaman di lapangan, dikarenakan warna air kolam yang tidak jernih (Berwarna Hijau Pekat) maka biasanya indukan lele tidak akan melakukan pemijahan liar.
Perawatan indukan merupakan faktor yang penting dalam usaha pembenihan lele sangkuriang, indukan lele sangkuriang sebaiknya diberikan pakan pelet hanya satu kali sehari, sangat dianjurkan memberikan pakan pada jam 20.00 malam hari, namun harus dipastikan bahwa semua indukan lele dapat makan dengan kenyang. Berikan pakan yang berprotein tinggi agar kualitas telur semakin baik, jika ingin memberikan pakan tambahan (contoh : ayam tiren yang direbus) cukup satu minggu sekali, jika terlalu sering dikhawatirkan akan membuat indukan kelebihan lemak sehingga mengganggu produktifitas telur.
Langkah selanjutnya adalah membuat kakaban dan menyiapkan kolam pemijahan, dalam pembenihan lele sangkuriang setiap kakaban yang digunakan berukuran panjang 1,5 m dan lebar 40 cm, buat 18 kakaban menggunakan ijuk dan bambu sebagai penjepit. Setelah itu isi kolam pemijahan dengan air bersih setinggi 25 cm s/d 30 cm, Masukan 18 kakaban yang sudah disiapkan ke dalam kolam pemijahan, pastikan kakaban dalam kondisi bersih, usahakan dasar kolam tertutup rapat dengan kakaban, jika kakaban mengapung, gunakan batu kali yang tidak tajam agar tidak melukai indukan, batu kali digunakan untuk menahan kakaban agar tenggelam, pastikan batu yang digunakan sebagai penahan tenggelam 10 cm dibawah permukaan air.
Para pelaku usaha pembenihan lele sangkuriang harus memahami dalam hal memilih induk yang sehat dan telah siap untuk memijah, indukan jantan yang siap memijah biasanya alat kelaminnya terlihat memanjang dan berwarna kemerahan, jika diusap pada bagian sirip atas, dari depan ke arah ekor, maka sirip atas akan berdiri, ini menandakan indukan jantan sedang birahi. Indukan betina yang siap memijah memiliki ciri perut yang besar dan lembek, alat kelamin tampak bulat dan membesar berwarna kemerahan. Perbandingan yang ideal untuk satu kali pemijahan adalah 3 ekor induk jantan dan 4 ekor induk betina, masukan indukan yang telah dipilih ke dalam kolam pemijahan yang telah disiapkan. Pemijahan yang baik biasanya dilakukan pada sore hari, proses pemindahan indukan dari kolam indukan ke kolam pemijahan dilakukan per-ekor dan harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai melukai indukan atau membuat indukan menjadi stress. Indukan lele sangkuriang biasanya memijah pada malam hari, sehingga keesokan pagi biasanya telur lele sangkuriang yang sudah dibuahi akan terlihat memenuhi kakaban.
Langkah selanjutnya adalah memindahkan kakaban ke dalam kolam penetasan. Proses ini dilakukan pada sore hari, pindahkan kakaban yang telah berisi telur ke dalam kolam penetasan yang telah disiapkan satu hari sebelum proses pemindahan kakaban, dari 10 kolam penetasan gunakan 6 kolam, masing-masing diisi 3 kakaban/kolam (18 kakaban). Kolam penetasan dibersihkan dan diisi dengan air bersih setinggi 20 cm untuk daerah yang bersuhu panas dan 15 cm untuk daerah yang lebih dingin, berikan larutan atau cairan yang dapat meningkatkan kualitas air dan menjaga kestabilan PH air pada setiap kolam penetasan agar kualitas air menjadi baik dan memenuhi persyaratan untuk proses pembenihan lele sangkuriang, untuk mengetahui kualitas air sebaiknya menggunakan alat pengukur PH air.  Pada 4 kolam penetasan yang masih tersisa lakukan pengomposan pada 3 kolam, agar nanti bisa digunakan untuk tempat benih lele pada saat proses penyortiran. 1 kolam yang tersisa tidak perlu dikompos, gunanya untuk mengumpulkan seluruh kakaban yang akan diangkat pada hari ke 13.  Setelah semua kakaban dari kolam pemijahan telah dipindahkan ke dalam kolam penetasan, maka semua indukan yang telah memijah harus dikembalikan ke dalam kolam indukan sore itu juga, pindahkan indukan dengan hati-hati, biasanya indukan lele akan beristirahat dan akan kembali bereproduksi setelah satu bulan jika dirawat dengan baik dan benar.
Keesokan paginya biasanya telur-telur lele sangkuriang mulai menetas, benih-benih lele yang baru menetas tidak memerlukan makanan sampai pada hari ke empat, karena mereka masih memiliki cadangan makanan yang dibawa dari lahir, pada hari ke empat barulah benih-benih lele tersebut diberikan pakan alami berupa cacing sutera yang masih hidup. letakkan tumpukan cacing sutera yang dibagi menjadi 9 tumpukan kecil-kecil di dasar kolam pada sudut yang berbeda-beda agar seluruh benih rata mendapatkan makanan, pengontrolan cacing sutera sangat penting dan harus diperhatikan oleh para pembudidaya pembenihan lele sangkuriang, jika habis tambahkan, begitu seterusnya sampai benih berumur 13 hari.
Pada saat benih lele sangkuriang berumur 13 hari, seluruh kakaban dari kolam penetasan boleh dipindahkan kedalam kolam yang sudah tersedia. Lakukan pemindahan kakaban dengan sangat hati-hati, sebaiknya kakaban dicelup-celupkan dulu dengan perlahan agar benih lele yang menempel terlepas. Setelah berumur 13 hari pemberian cacing sutera dihentikan lalu diganti dengan pengli (Pakan udang). Pemberian pengli dilakukan sedikit-sedikit agar benih terbiasa, berikan 6 kali setiap hari, pemberian pengli dihentikan jika sudah menghabiskan 5 kantong pengli. Setelah itu pakan diganti dengan PF1000, cara pemberian pakan dan banyaknya sama, yaitu sampai menghabiskan 5 kantong, setelah benih berumur 20 hari para pembenih lele sangkuriang biasanya melakukan penyortiran.
Proses penyortiran pada usaha pembenihan lele sangkuriang menggunakan 3 jenis baskom sortir, baskom untuk ukuran benih 2/3 cm, baskom untuk ukuran benih 3/4 cm & baskom untuk ukuran benih 5/6 cm, pada penyortiran tahap pertama ini biasanya akan ditemukan 4 jenis ukuran :
~ Ukuran pertama adalah yang paling kecil, ukuran ini adalah benih yang lolos dari baskom 2/3 cm, masukan kembali benih lele ukuran paling kecil ini ke kolamnya semula dan berikan lagi pakan pengli.
~ Ukuran yang kedua adalah ukuran 2/3 cm, masukan benih ukuran 2/3 cm ini kedalam salah satu dari 3 kolam yang  sudah tersedia yaitu, kolam yang sudah dikompos sebelumnya. Untuk benih ukuran ini pakan yang diberikan adalah PF1000, sesekali boleh juga diselingi dengan pengli.
~ Ukuran yang ketiga adalah ukuran 3/4 cm, masukan benih ukuran 3/4 cm ini kedalam salah satu dari 2 kolam yang tersisa. Benih ukuran ini juga diberikan pakan PF1000.
~ Ukuran benih yang keempat adalah ukuran 4/6 cm atau lebih, namun biasanya jumlahnya belum banyak, masukan benih ukuran ini kedalam kolam terakhir. Benih ukuran ini sudah boleh diberikan pakan L1. Benih-benih lele yang sudah ditempatkan dalam kolam yang sesuai dengan ukurannya harus dirawat dengan baik, perhatikan kualitas air dan hama-hama pengganggu yang mungkin saja muncul dan dapat mengganggu  kelangsungan hidup benih-benih lele tersebut, berikan pakan sesuai aturan yang telah ditentukan.
Satu minggu kemudian atau setelah benih lele berumur 27 hari, lakukan penyortiran tahap dua, pada penyortiran yang kedua ini biasanya benih lele dengan ukuran 5/6 cm sudah mulai banyak, para pengusaha pembenihan lele sangkuriang sudah bisa menjual benih lele tersebut kepada para peternak lele yang bergerak pada segmen pembesaran, namun jika masih ingin membesarkan benih sampai ukuran yang lebih besar lagi, lakukan tahap-tahap seperti sebelumnya.

Pembesaran Lele Sangkuriang

Seperti usaha ternak lele pada umumnya, pembesaran lele sangkuriang adalah segmen usaha yang mengkhususkan pembesaran lele hingga mencapai ukuran konsumsi. Ukuran lele konsumsi yang sudah banyak dikenal pada masyrakat kita berkisar antara 7 s/d 10 ekor perkilonya. Pada segmen pembesaran lele sangkuriang para peternak lele biasnya menggunakan benih 5/6, 7/8 atau 9/10 cm.
Untuk sekarang ini sudah sangat sulit mendapatkan benih lele sangkuriang berukuran 7/8 & 9/10 cm, karena benih yang baru mencapai ukuran 5/6 cm saja biasanya sudah habis diserbu para pengusaha pembesaran lele sangkuriang, hal ini disebabkan semakin  tingginya minat masyarakat terhadap lele sangkuriang.
Ukuran benih yang digunakan sangat berpengaruh pada panen usaha pembesaran lele sangkuriang, semakin besar benih yang digunakan, maka masa panen akan semakin cepat. Benih lele sangkuriang yang ditebar dengan ukuran 5/6 memerlukan waktu 50 s/d 60 hari untuk mencapai masa panen, bahkan masa panen bisa dipercepat lagi dengan lebih sering memberikan pakan setiap harinya, tentunya dengan tata cara dan aturan yang benar.
Hal lain yang sangat penting dalam usaha pembesaran lele sangkuriang adalah pembuatan kolam. Disarankan untuk membuat kolam terpal karena lebih mudah dan memiliki banyak keuntungan. Metode awal yang biasa digunakan dalam budidaya lele atau untuk para pengusaha ternak lele yang baru memulai disarankan membuat satu kolam berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 125 cm s/d 130 cm, untuk ukuran kolam seperti ini biasanya menggunakan terpal berukuran 8 m x 5 m = 40 m2, mengingat volume air yang cukup banyak, sebaiknya tanah untuk kolam terpal digali sedalam 60 cm, jangan lupa untuk meratakan, menghaluskan, memadatkan tanah dasar kolam dan membuat kamalir pada dasar kolam. Selain berfungsi untuk menahan tekanan air, kolam yang berada di bawah permukaan  tanah juga lebih menguntungkan karena lebih mudah untuk mengontrol ikan lele dalam kolam. Tanah hasil galian kolam digunakan untuk tanggul yang mengelilingi kolam, ketinggian tanggul  + 40 cm, lebihkan tinggi kolam dari atas tanggul + 50 cm, sehingga total ketinggian kolam mencapai+ 150 cm. Dinding kolam bisa dibuat dengan bambu atau menggunakan pasangan batako, tergantung modal yang dimiliki.
Setelah proses pembuatan kolam pembesaran lele sangkuriang selesai langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kolam tersebut agar bisa ditebar benih, untuk ukuran kolam 5 m x 2 m atau 10 m2seperti keterangan di atas dapat menampung  benih sebanyak 1000 s/d 1200 ekor, karena kisaran tebar yang ideal untuk lele adalah 100 s/d 120 ekor/m2. Kolam yang sudah tersedia diisi dengan air yang bersih dan memenuhi standart, jangan sampai air tercemar dengan zat-zat yang dapat membahayakan kelangsungan hidup ikan lele, isi air hingga mencapai ketinggian 50 cm. setelah itu wajib melakukan pengomposan menggunakan kotoran kambing yang langsung dari kandangnya, dengan takaran 1,5 kg/m2. Jadi untuk kolam berukuran 10 m2 memerlukan kotoran kambing sebanyak 15 kg, kotoran kambing tersebut dibagi menjadi dua karung, ikat rapat lalu masukkan kedalam kolam, biarkan karung yang berisi kotoran kambing tersebut mengapung ke seluruh penjuru kolam. Setelah itu pada air kolam diberikan larutan /cairan yang dapat memperbaiki kualitas air dan menjaga kestabilan PH air, sebaiknya gunakan larutan yang telah teruji dan terpercaya yang telah banyak digunakan oleh para pengusaha budidaya lele serta mengikuti anjuran pakai. Dianjurkan juga untuk para pembudidaya lele sebaiknya memiliki alat pengukur PH air, jika  PH air kolam sudah memenuhi syarat untuk ikan lele, baru penebaran benih atau bibit lele boleh dilakukan, pengomposan dan pemberian larutan ini hanya dilakukan sekali pada setiap proses persiapan kolam pembesaran lele sangkuriang.
Setelah memasuki hari kedelapan, karung yang berisi kotoran kambing sudah boleh diangkat, injak-injak karung atau dicelup-celupkan sebelum diangkat agar kandungan zat-zat yang berguna untuk kesehatan air kolam dan lele lebih banyak keluar dan menyebar. Kotoran kambing dalam karung yang telah diangkat bisa digunakan untuk memupuk tanaman.
Kualitas benih yang akan ditebar sangat mempengaruhi hasil produksi, maka dari itu pemilihan benih haruslah selektif, usahakan mengambil benih dari tempat-tempat yang sudah terpercaya kredibilitasnya sebagai pembenih lele sangkuriang. Tebarkan benih sesuai dengan kisaran tebar yang ideal, penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
Tata cara pemberian pakan dalam pembesaran lele sangkuriang diberikan 5 s/d 6 kali setiap hari, dengan catatan pemberian pakan harus diberi jarak, + 2 s/d 3 jam, pemberian pakan pertama dimulai pada jam 9 pagi, hindarkan memberi pakan sebelum jam 9 pagi, karena jika terlalu pagi permukaan kolam yang masih tercemar belum terjemur dengan sinar matahari akan bercampur dengan pakan yang kita berikan sehingga akan berakibat buruk pada ikan lele, ingat, mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Jika para pengusaha pembesaran lele sangkuriang ingin menggunakan pelet murni dalam metode pengaturan pakannya maka komposisi yang baik adalah, pelet apung sebanyak 30 % dan pelet tenggelam 70 %, jika ingin diselingi dengan pakan tambahan maka jatah pelet tenggelam yang harus dikurangi. Misalnya jika ingin memberikan pakan tambahan ayam tiren atau ikan runcah atau yang lainnya sebanyak 50 %, maka pemberian pelet tenggelam hanya tinggal 20 % saja, takaran pelet apung tidak boleh dikurangi yaitu 30 %. Sebagai gambaran, jika kita menggunakan pelet adalah ; pelet L1 = 3 kg, pelet PL2 = 5 kg, pelet PL3 = 22 kg dan SNL (pelet tenggelam) = 70 kg jadi total penggunaan pellet adalah 100 % atau 100 kg adalah untuk pemberian pakan benih lele 1000 ekor dan biasanya akan memanen hasil 1 kuintal atau lebih lele konsumsi. Jika ingin hasil yang lebih baik lagi silahkan menambah beberapa kilogram jumlah pakan yang diberikan. Dalam pembesaran lele sangkuriang setiap pakan yang diberikan akan berpengaruh pada bertambahnya berat ikan, sehingga tidak ada pakan yang terbuang percuma selama mengikuti aturan pemberian pakan yang benar.
Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya dalam proses pembesaran lele sangkuriang adalah pengaturan ketinggian air, patokan ketinggian air dalam pembesaran lele sangkuriang adalah pakan, seperti kita ketahui sebelumnya, pada tahap awal pengisian air ketinggiannya adalah 50 cm, jika pakan L1 telah habis maka tinggi air harus ditambah 20 cm hingga menjadi 70 cm, lakukan pengisian dengan air baru tanpa pengomposan, penambahan air berikutnya jika pakan PL2 telah habis tambah ketinggian air 20 cm lagi sehingga menjadi 90 cm, ketinggian air tidak ditambah sampai pakan PL3 habis, selanjutnya jika PL3 telah habis baru ketinggian air ditambah lagi 30 cm sehingga menjadi 120 cm, ketinggian air tetap 120 cm sampai pada saat panen.
Estimasi diatas adalah contoh standart, jika memiliki modal yang lebih besar dan telah mengusai teknik dan teknologi pembesaran lele sangkuriang silahkan mencoba pada skala yang lebih besar lagi.

Pakan Lele

Pengetahui jenis-jenis pakan lele adalah hal yang sangat penting dalam usaha ternak lele, seperti pada umumnya, pada pembudidayaan hewan ternak apapun pakan merupakan faktor yang sangat penting, tanpa pemberian pakan yang baik mustahil untuk mewujudkan target produksi yang akan dicapai meskipun benih yang digunakan adalah kualitas super. Pada usaha ternak lele, disamping lokasi/tempat dan kondisi air, pakan merupakan salah satu faktor penunjang utama pertumbuhan dan kesehatan lele. Pakan lele yang baik serta ditunjang dengan tata cara pemberian pakan yang tepat, baik dalam hal waktu maupun penggunaannya, sehingga para peternak lele dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari ikan yang terkenal banyak makan ini. Adapun jenis-jenis pakan lele adalah :
~ Pakan lele yang pertama adalah pelet, pelet merupakan pakan yang biasanya diproduksi oleh pabrik, komposisi pelet olahan pabrik biasanya mengandung ; berbagai macam jenis tepung (terigu, ikan, tulang, daging), bungkil kedelai dan kelapa, mineral, dedak halus, minyak dan berbagai macam vitamin yang diperlukan untuk ikan lele. Mayarakat pada umumnya mengenal dua jenis pelet, pelet apung dan pelet tenggelam. Seperti namanya, disebut pelet apung karena sifatnya yang mengapung diatas air kolam pada saat ditebar, sementara pelet tenggelam adalah jenis pelet  yang langsung akan tenggelam jika ditebar  pada kolam.  Pabrik yang memproduksi pelet di Indonesia sangat banyak, oleh karena itu sebaiknya para peternak lele harus selektif dalam memilih jenis pelet dan tempat pembeliannya. Pilihlah pelet yang berprotein tinggi, biasanya kandungan protein yang tinggi terdapat dalam pelet apung, sementara pelet tenggelam kisaran proteinnya lebih rendah, oleh sebab itu para pelaku usaha budidaya lele disegmen pembesaran biasanya hanya memberikan pelet tenggelam pada  saat akhir menjelang masa panen.
~ Pakan lele yang kedua adalah pakan tambahan, pakan tambahan digunakan oleh para peternak lele di segmen pembesaran agar lebih dapat menekan biaya produksi. Sesuai namanya, pakan tambahan bersifat sebagai tambahan, tidak baik memberikan pakan tambahan secara berlebihan, Pemberian pakan tambahan yang baik biasanya + sepuluh hari pada saat akan menjelang masa panen. Menurut pengalaman para peternak lele, karena pemberian pakan tambahan ini pada saat pekan terakhir panen, maka yang dikurangi adalah takaran pelet tenggelam. Jenis pakan tambahan untuk pakan lele sangat banyak, tergantung selera dan kemudahan yang bisa dilakukan oleh para peternak lele, misalnya ; ayam tiren, ikan runcah ataupun yang lainnya yang penting memiliki kandungan protein dan gizi yang cukup untuk memaksimalkan pertumbuhan ikan, dengan catatan harus mengolah pakan tambahan dengan baik dan benar serta tetap menjaga kebersihan dan kesehatan pakan agar baik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan.
~ Pakan lele yang ketiga adalah pakan alami, pakan alami adalah pakan yang dihasilkan  oleh alam dan mengandung protein cukup tinggi sehingga sangat baik untuk pertumbuhan ikan lele, jenisnya juga sangat banyak dan beragam seperti ; cacing sutera, biasanya cacing sutera digunakan pada segmen pembenihan, diberikan pada saat benih lele berumur 4 hari s/d 13 hari. Pakan alami lainnya adalah plankton, uget-uget, kutu air atau mikroorganisme lainnya yang bisa tumbuh di dalam kolam, namun pertumbuhannya sangat sedikit, oleh karena itulah dilakukan proses pengomposan pada kolam perawatan benih dan pembesaran agar pertumbuhan mikroorganisme yang menguntungkan bisa lebih banyak, dan sangat disarankan untuk tidak mengganti air kolam sampai pada saat panen, kecuali terjadi hal-hal yang mengharuskan untuk mengganti air kolam.

Cara Pemberian Pakan Lele

Mengetahui tata cara pemberian pakan lele merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh sangat besar dalam kesuksesan produksi budidaya ternak lele. Sebaliknya, kesalahan dalam tata cara pemberian pakan lele dapat berakibat buruk, dari benih atau bibit lele yang mudah terserang penyakit sampai kondisi yang paling fatal yaitu kematian pada ikan lele yang dibudidayakan. Banyaknya keluhan dari para pengusaha ternak atau budidaya lele tentang penyakit yang menjangkit lele peliharaan mereka sebagian besar diakibatkan dari kurang atau mungkin sama sekali belum mengetahui tentang tata cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, adapun tata cara pemberian pakan lele dapat dibagi menjadi :
1.    Waktu Pemberian Pakan
2.    Persiapan Pemberian Pakan
3.    Cara Memberikan Pakan
Tata cara pemberian pakan lele pada segmen pembenihan dan pembesaran tidak terlalu banyak perbedaan, perbedaan paling mendasar hanya pada pakan alami dan pakan tambahan. Pada segmen pembenihan ada pemberian pakan alami berupa cacing sutera pada saat larva berumur lima hari, sementara pada segmen pembesaran jarang sekali ada pembudidaya yang meberikan cacing sutera, sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan berupa ayam tiren, ikan runcah dan lainnya. Kita akan coba menjelaskan satu persatu dari ketiga bagian tata cara pemberian pakan lele.
1.     Waktu Pemberian Pakan
Dalam tata cara pemberian pakan lele, mengetahui waktu pemberian pakan merupakan hal yang sangat penting, selain harus mengatur waktu pemberian pakan lele sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, baik yang menggunakan tiga kali sehari atau lima sampai dengan enam kali sehari (Setiap 3 jam). Yang sangat penting dan harus diperhatikan adalah pemberian pakan lele tidak boleh dimulai terlalu pagi, atau lebih jelasnya, jangan memberikan pakan pada lele sebelum jam sembilan pagi. Kenapa demikian? Berdasarkan penelitian pada waktu pagi sebelum jam sembilan, permukaan air kolam masih tercemar oleh zat-zat yang merugikan yang dibawa oleh udara, jadi jika kita memberikan pakan pada saat yang terlalu pagi, maka pakan akan bercampur dengan zat-zat tersebut sehingga menjadi racun dan berbahaya bagi kesehatan ikan. Dengan menunggu hingga jam sembilan, diharapkan sudah cukup waktu  untuk zat-zat tersebut menguap karena disinari oleh matahari. Adapun penyakit yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan memberikan pakan yang terlalu pagi adalah radang insang, diakibatkan oleh parasit karena ikan memakan pakan yang telah tercemar oleh zat-zat yang merugikan.
2.    Persiapan Pemberian Pakan
Walaupun terlihat sepele, persiapan pemberian pakan juga merupakan faktor yang tidak bisa dilupakan dalam tata cara pemberian pakan lele. Persiapan pemberian pakan untuk pakan yang berbentuk pelet, sebaiknya para pengusaha ternak lele harus membiasakan membibis pakan pelet yang akan diberikan (kecuali pelet tenggelam), Bibis adalah proses membasahi pelet dengan air (dianjurkan dengan air hangat), gunanya agar pelet mengembang, sehingga ikan lele yang mempunyai sifat rakus tidak akan memakan pelet terlalu banyak atau berlebihan, jika kita memberikan pelet dalam kondisi kering, lele akan terus saja menyantap pelet dengan rakus, terlalu banyaknya lele menyantap pelet kering yang belum mengembang akan berakibat fatal, karena pelet-pelet tersebut akan mengembang dalam perut lele, kondisi ini akan berakibat buruk pada kesehatan lele bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Adapun tata cara pemberian pakan lele untuk pakan tambahan persiapannya adalah dengan cara mengolah atau membersihkan pakan tersebut dengan baik, misalnya jika kita membeli cacing sutera dari toko ikan atau pengepul, sebaiknya cacing-cacing tersebut dicuci atau dibilas sebelum disebar ke kolam. Atau jika kita menggunakan ayam tiren pada segmen pembesaran, sebaiknya ayam tersebut direbus, jangan dibakar, karena jika dengan proses membakar, biasanya yang matang/hangus hanya bagian kulitnya saja, sementara bagian dalamnya belum matang, sehingga masih terdapat zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan ikan, sementara jika prosesnya dilakukan dengan cara merebus, biasanya ayam tiren akan matang secara keseluruhan dan aman dikonsumsi oleh lele.
3.    Cara Memberikan Pakan
Cara memberikan pakan yang baik juga wajib diketahui oleh para pelaku usaha ternak lele agar tata cara pemberian pakan lele menjadi lengkap dan tepat guna.
a.Cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung harus dilakukan dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian, untuk mudahnya kita umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung kiri, langkah pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam, setelah pelet habis, sebar lagi secukupnya pada sisi tengah kolam, setelah habis sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam, lakukan proses tersebut sampai ikan lele kenyang, cirinya adalah terlihatnya beberapa butir pelet yang tersisa pada saat ditebar dipermukaan kolam. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan lebih aktif bergerak, sehingga membantu pertumbuhan ikan, selain itu, dengan cara ini para pelaku usaha ternak lele juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan lele.
b.Untuk pelet tenggelam cara memberikannya berbeda, pelet tenggelam tidak disebar, melainkan hanya ditebarkan pada satu titik, sesuai namanya sifat pelet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar, jadi tebarkanlah sedikit-sedikit, karena lele termasuk ikan yang suka mengejar pakan yang bergerak, jadi dikhawatirkan pelet yang terlanjur tenggelam tidak akan dimakan, jika pada titik pemberian pakan pelet tenggelam respon ikan sudah nampak menurun, sebaiknya pemberian pakan dihentikan, ulangi dan lakukan lagi prosesnya pada setiap pemberian pakan pelet tenggelam.
c.Pada segmen pembenihan, pakan alami seperti cacing sutera diberikan dengan cara disebar di sudut, di sisi dan di bagian tengah kolam, cacing sutera yang telah dibersihkan/dibilas lalu diambil seujung tangan kemudian diletakkan pada titik yang berbeda, tehnik ini sangat efektif karena larva lele yang berjumlah ribuan yang tersebar di seluruh bagian kolam akan rata mendapatkan makanan. Sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan seperti ayam tiren sebaiknya digantung, hal ini dilakukan agar meminimalisasikan sisa tulang yang berserakan pada dasar kolam, dengan cara seperti ini, tulang yang tersisa di tali gantungan dapat segera dibuang, sisa tulang yang berserakan bisa sangat berbahaya bagi pelaku ternak lele pada saat panen atau menguras kolam, karena bisa saja terinjak dan melukai kaki atau dapat merobek terpal bagi pengguna kolam terpal.
Semoga saja ulasan ini bermanfaat, diharapkan dengan diterapkannya cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, para pelaku usaha ternak lele dapat mencegah resiko lele terserang penyakit atau kerugian lainnya, sehingga angka kematian lebih dapat diminimalisir dan dapat mencapai target produksi yang diinginkan, karena pada prinsipnya, mencegah itu sangat jauh lebih berguna dari pada mengobati.

Pemasaran Lele

Tata cara pemasaran lele atau menjual hasil produksi lele sebenarnya tidak terlalu sulit, namun sangat wajar jika seorang yang baru memulai atau baru akan menjalankan usaha ternak lele biasanya muncul pertanyaan bagaimana nanti cara memasarkannya? Jangan-jangan pemasaran lele itu sulit… dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan atau keraguan seputar pemasaran ikan lele, dikarenakan terlalu banyak keraguan dan kekhawatiran akan hal tersebut akhirnya malah banyak orang yang tadinya sudah memiliki semangat usaha yang tinggi malah mengurungkan niatnya untuk menggeluti usaha ternak lele. Dalam satu usaha, pemasaran merupakan hal yang sangat penting, demikian juga halnya dalam pemasaran lele, namun sangat disayangkan jika kegagalan pemasaran produksi lele terjadi karena faktor usaha pemasaran yang kurang atau memang belum menjalankan strategi pemasaran lele secara maksimal, apa pendapat anda tentang orang-orang yang kalah sebelum berperang? Menyedihkan bukan…
Peluang pemasaran lele sangat besar, ini bukan sekedar slogan atau propaganda, telah banyak survey dan riset-riset pemasaran  dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dibidangnya, kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi memang semakin meningkat, jika kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi semakin meningkat, mungkinkah pemasaran lele akan sulit? Pertanyaannya, sudahkah tata cara pemasaran lele dilakukan dengan maksimal? Sebelum membahas tata cara pemasaran lele, yang pertama kita lakukan adalah mengetahui sasaran atau target pasar  ikan lele konsumsi, mungkin telah banyak diinformasikan bahwa terdapat beberapa target pasar untuk ikan lele konsumsi, diantaranya adalah ; warung pecel lele, warteg, rumah-rumah makan lainnya atau bahkan resto-resto yang sudah mulai menawarkan menu special ikan lele, ditambah lagi belakangan ini semakin banyak berkembang tempat-tempat usaha yang mengelola daging ikan lele atau yang lebih dikenal dengan istilah lele olahan, mulai dari baso lele sampai dengan lele presto, ini baru target pemasaran lele secara umum, namun untuk orang-orang yang ingin melakukan pemasaran lele hal ini jangan dianggap remeh, dari tempat-tempat inilah sebetulnya daya serap kebutuhan lele sangat tinggi.
Sebagai contoh yang mudah untuk target pemasaran lele adalah warung pecel lele yang kian menjamur dimana-mana.  Analogikan saja jika di sekitar kita ada sekitar 50 warung pecel lele, ini adalah perumpamaan standart dan mungkin dalam wilayah yang radiusnya tidak terlalu luas, berdasarkan survey dilapangan, kebutuhan ikan lele konsumsi perwarung pecel lele adalah 2 s/d 3 kg/hari pada hari biasa, bahkan pada hari-hari libur bisa meningkat hingga 5 kg atau lebih perharinya, jika dikalikan saja dengan angka yang terendah yaitu 2 kg/hari x 50 warung pecel lele, maka kebutuhan lele konsumsi di daerah kita adalah 100 kg/hari atau 3 ton/bulan.
Jika dengan estimasi sederhana seperti contoh diatas saja sudah jelas kebutuhan akan lele konsumsi di daerah sekitar kita, maka kenapa  harus pusing memikirkan pemasaran lele atau untuk yang baru memulai usaha ternak lele, terlalu khawatir berlebihan sampai-sampai kalau tidak laku harus mengirim kemana? Setelah mengetahui kebutuhan lele konsumsi di daerah sendiri, mari hitung kemampuan produksi , tentunya dengan hitungan yang sederhana juga. Untuk peternak lele yang baru memulai usaha, katakanlah  usaha pembesaran lele dimulai dengan 1.000 benih  yang ditebar pada kolam 10m2, berdasarkan pengalaman budidaya lele dengan benih 1.000 ekor tersebut biasanya akan memanen hasil sekitar 1 kuintal atau lebih ikan lele konsumsi setelah 60 hari atau 2 bulan, tentunya dengan perawatan dan tata cara pemberian pakan lele yang sesuai aturan, rasanya untuk memenuhi kebutuhan lele di daerah  sendiri saja yang berkisar 3 ton/bulan kita harus bekerja keras dan ekstra semangat lagi.  Dari estimasi tersebut terbukti bahwa pemasaran lele di daerah sekitar kita saja sudah merupakan peluang yang sangat besar, apalagi jika anda memang memiliki kemampuan di bidang marketing, itu baru dari warung pecel lele saja, bagaimana dengan peluang pemasaran lele pada usaha pengelolaan daging lele yang lainnya, pastinya akan lebih banyak lagi peluang pemasaran lele yang akan didapatkan. Bahkan ada beberapa pengalaman dari para peternak lele skala rumah tangga, mereka hanya memiliki kolam di halaman rumah, saat akan panen mereka memasang plang di depan rumah, alhasil seluruh produksi lelenya laris terjual.
Langkah lain dalam pemasaran lele adalah dengan menggunakan jasa para pengepul, hal ini bisa dilakukan jika  ingin perputaran modal lebih cepat, pasalnya para pengepul biasanya akan membeli lele dalam jumlah besar, tidak jarang mereka akan memborong hasil panen secara keseluruhan, walaupun harga yang mereka tawarkan pastinya lebih murah dibanding kita harus menjualnya sendiri. Jika ada pertanyaan, dimana kita bisa mendapatkan pengepul? Percaya deh, disetiap daerah terdapat banyak para pengepul, tergantung usaha, lobi dan nego anda dengan pihak-pihak yang terkait.
Mungkinkah melakukan pemasaran lele jika kita tidak memiliki produksi? Segala sesuatunya harus dicoba, selagi dalam koridor yang baik dan benar, dalam era sekarang ini kita harus lebih aktif dan kreatif khususnya dalam menciptakan pangsa pasar  sendiri, bukan berarti ada larangan untuk mendapat pangsa pasar yang lebih luas, contoh di atas adalah untuk rekan-rekan yang baru atau baru akan memulai, semoga bisa lebih termotivasi, jika anda seorang peternak lele professional atau sudah menguasai peta pemasaran lele nasional mungkin hal tersebut jauh lebih baik, namun yang dibahas disini adalah bagaimana  memulai usaha dari skala yang sangat sederhana namun bisa menciptakan pasar sendiri yang lebih mudah dan dekat dengan lokasi ternak lele, sehingga tidak terlalu dipusingkan dengan proses pengiriman, resiko dan biaya tambahan yang nantinya malah akan keluar lebih banyak lagi. Jika kita sudah bisa menguasai pasar lele di daerah sendiri, biasanya dengan sendirinya usaha ternak lele  akan berkembang seiring dengan semakin banyaknya permintaan dan relasi yang terus bertambah.

Lele Olahan

Bisnis makanan olahan memang kian menjanjikan, demikian juga halnya dengan ikan lele olahan, daging ikan lele yang lembut dan gurih ini ternyata menginpirasi beberapa pengusaha makanan olahan untuk membuat lele olahan.
Sebelumnya mungkin kita hanya mengenal makanan seperti pempek, tekwan dan kerupuk berasal dari ikan tenggiri, namun dengan kreativitas, inovasi dan keberanian beberapa pengusaha makanan mencoba sebuah terobosan baru, mereka menggunakan bahan dasar ikan lele sebagai pengganti, hasilnya ternyata cukup memuaskan, dikarenakan cita rasanya yang enak, lele olahan kini mulai mendapatkan tempat dihati masyarakat.
Tidak hanya pada pempek, lele olahan kini juga dapat dijadikan bahan dasar pembuat bakso yang tadinya berbahan dasar daging sapi. Bakso daging ikan lele ini juga diharapkan akan mampu merebut pasar tersendiri.
Jika usaha-usaha lele olahan semakin berkembang dan diminati baik dalam skala nasional maupun internasional, tentunya akan banyak menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di negeri kita tercinta ini dan diharapkan akan mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Semakin terbukanya peluang-peluang pasar lele dengan adanya usaha lele olahan diharapkan para pengusaha ternak lele dapat lebih bersemangat dalam meningkatkan kwalitas dan kwantitas hasil produksinya, sehingga dapat bersinergi dengan baik antara para pengusaha ternak lele dengan para pengusaha lele olahan.
Menjamurnya usaha-usaha makanan dan resto yang menawarkan menu utama ikan lele saja sudah membuat para pengusaha ternak lele kewalahan dalam memenuhi permintaan pasar akan kebutuhan ikan lele, belum lagi tempat pemancingan, sekarang ditambah lagi dengan lele olahan yang sudah mulai dilirik oleh banyak pihak, hal ini seharusnya menjadi tantangan tersendiri untuk para pengusaha ternak lele untuk dapat terus memenuhi kebutuhan pasar dan merupakan peluang bisnis besar bagi yang ingin menggeluti dunia bisnis seputar lele, baik dalam usaha ternak lele, pemasaran maupun lele olahan yang belakangan ini semakin menjanjikan.
Lele olahan merupakan terobosan, semoga saja orang-orang cerdas, kreatif dan terampil di Indonesia semakin banyak, khususnya dalam dunia lele, sehingga untuk kedepannya nanti makin banyak lagi inovasi atau penemuan-penemuan baru dalam dunia makanan atau makanan olahan berbasis ikan lele yang tentunya akan semakin memperkaya khasanah masakan Indonesia.

Cara Sukses Budidaya Ikan Lele

Banyak orang yang tergiur dengan kesuksesan budidaya ikan lele, khususnya lele sangkuriang, pemberitaan tentang tokoh-tokoh yang sukses dalam usaha ternak atau budidaya lele semakin menginspirasi banyak orang untuk ikut terjun dan berharap meraih kesuksesan dalam usaha ini. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya informasi dari beberapa media tentang peluang usaha budidaya ikan lele yang semakin menjanjikan karena pangsa pasarnya yang luas dan permintaan akan ikan lele yang terus meningkat, bahkan belakangan ini telah ramai dibicarakan bahwa ikan lele akan ikut andil dalam komoditi ekspor, dikarenakan ada beberapa negara yang memang sangat membutuhkan pasokan ikan lele, bagi para pelaku usaha dan bisnis hal ini tentunya lebih menambah semangat lagi untuk segera memulai usaha budidaya ikan lele.
Semangat dan keyakinan memang sangat dibutuhkan dalam merintis suatu usaha, akan tetapi kesuksesan memerlukan lebih dari sekedar semangat dan keyakinan, telah banyak orang yang merasa yakin dan bersemangat penuh untuk menggeluti usaha budidaya atau ternak ikan lele harus berakhir dengan kegagalan yang menyedihkan, jenis usaha atau bisnis yang berbasis pada mahluk hidup memang mempunyai tantangan tersendiri, sebagai orang yang baru akan memulai atau mungkin sudah pernah gagal tidak ada salahnya langkah-langkah dibawah ini dijadikan bahan pertimbangan :
1. Kenali Ikan Lele
Jangan menganggap remeh masalah ini, jika anda memulai usaha budidaya ikan lele tanpa mengenal ikan lele adalah merupakan kesalahan yang fatal, kenalilah jenis-jenisnya, habitatnya, makanan dan tata cara perawatannya.
2. Perisapan Kolam Ikan lele
Persiapan kolam merupakan kewajiban yang sangat penting dan harus diperhatikan dengan baik bagi para pelaku usaha budidaya lele, banyak kesalahan awal terjadi dari sini, kolam ikan lele yang tidak memenuhi persyaratan akan berakibat buruk untuk kelanjutan usaha budidaya ikan lele, kolam haruslah disesuaikan dengan kebutuhan, apakah untuk segmen pembenihan atau segmen pembesaran, demikian juga dengan jenis kolamnya, kolam tanah, kolam semen atau kolam terpal, ukuran kolam juga harus diperhatikan agar dapat disesuaikan dengan kisaran tebar ideal yang biasanya berkisar 100 s/d 120 ekor/m2.
3. Persiapan Air Kolam
Langkah selanjutnya adalah persiapan air kolam, persiapan ini juga wajib dan berperan sangat penting, pasalnya, banyak penyakit dan tingginya angka kematian ikan lele bisa jadi faktor penyebabnya adalah karena kondisi air yang tidak memenuhi syarat, misalnya saja masalah ph air, banyak pengusaha ternak lele hanya sebatas mengetahui saja bahwa ph yang baik untuk ikan lele adalah antara 7 s/d 8, mengetahui tapi tidak menerapkannya adalah langkah yang sangat merugikan, khususnya dalam usaha budidaya ikan lele, jangan sekali-kali berani menebar benih dengan kondisi ph yang belum memenuhi syarat, maka itu sebaiknya gunakanlah alat pengukur ph yang kini telah banyak di pasaran. Sekali lagi yang perlu diingat, ikan lele adalah mahluk yang hidup di air, jadi usahakanlah ikan lele tersebut merasa nyaman dan sesuai dengan kebutuhan hidupnya dengan melaksanakan persiapan air kolam secara benar sehingga ikan lele dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan target yang kita inginkan.
4. Tata Cara Pemberian Pakan Ikan Lele
Terdengarnya mudah, tapi jangan pernah menganggap remeh masalah pemberian pakan untuk ikan lele, apalagi bagi para pembudidaya yang baru memulai, boleh jadi ikan lele adalah jenis ikan yang rakus dan tergolong omnivora, tapi jika tidak benar dalam tata cara dan waktu pemberian pakannya sama saja anda sedang melakukan pembuangan uang ke dalam kolam, kenapa demikian? Karena banyak jenis penyakit yang timbul dan mengakibatkan kematian pada ikan lele disebabkan dari kesalahan tata cara dan waktu pemberian pakan, kalau sudah demikian dua hal yang pasti akan terjadi, anda akan kehilangan banyak bibit lele dan pakan yang terbuang sia-sia.
5. Proses Pengambilan dan Penebaran Indukan atau Bibit Ikan Lele
Proses pengambilan dan penebaran indukan atau bibit ikan lele harus dilakukan dengan cara-cara yang benar, misalnya proses pembelian induk untuk segmen pembenihan, selain kualitas indukan ikan lele yang harus baik, tempat pembelian juga harus terjamin dan dapat dipercaya, setelah itu proses pengiriman indukan juga harus dengan cara-cara yang benar, agar indukan ikan lele tidak stres dan selamat sampai ke kolam kita, pada saat indukan ikan lele dilepaskan dikolam indukan juga harus dengan tata cara yang benar. Pada segmen pembenihan juga ada proses penyortiran, bibit lele yang sudah disortir sesuai dengan ukurannya akan dijual atau dimasukkan kedalam kolam pembesaran benih selanjutnya, para pengusaha budidaya lele biasanya melakukan proses puasa pada benih lele sebelum melakukan penyortiran, hal ini juga dilakukan oleh para pembudidaya ikan lele
 pada segmen pembesaran, para pembudidaya ikan lele di segmen pembesaran biasanya tidak langsung memberi makan pada bibit lele yang baru ditebar selama setengah hari, berdasarkan pengalaman, bibit lele yang ditebar dan langsung diberi makan lebih rentan terserang penyakit dan mati.

Sumber: http://ternaklele.com

1 komentar:

  1. INFO PRODUK:
    (1) Suplemen Organik Tanaman (SOT) produksi PT HCS Sidoarjo, untuk meningkatkan hasil produksi pangan (tanaman) tanpa pupuk kimia, lebih hemat, hasil meningkat dan hama terkendali.
    (2) Suplemen Organik Cair (SOC) untuk segala ternak/ikan (campuran pokok untuk fermentasi) agar lebih meningkat penghasilannya, lebih ringan biayanya, lebih aman dikonsumsi dagingnya karena organik dan menghilangkan bau kotorannya (ramah lingkungan). Agar aplikasinya sesuai dengan aturan diselenggarakanlah pelatihan-pelatihan GRATIS. Selengkapnya buka http://hcssukses.blogspot.com/p/produk.html.

    BalasHapus